kutemui sebuah rajutan hati
yang meliuk diantara serpihan angin
seiring dengan tawa yang diembusnya ke dalam paruku
melewati liang-liang
sampai pada pekuburan jiwa
mengingatkan pada tulang yang kubawa sejak hadirku disini
yang bahkan tak kutau milik siapa?
dan mentakdirkan apapun
semarang, november 22 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar